#navbar-iframe { height:0px; visibility: hidden; display: none; }

Cokaiba Tradition

Cokaiba Tradition

Cokaiba and Fanten is a series of cultural attractions that are often held by the Society of the Vedas, Patani and Maba or community gamrange (Three State / fagogoru) Central Halmahera, when commemorating the Birthday of Prophet Muhammad SAW, every month of Rabi `Awwal.

Cokaiba word itself first in the country where this culture developed known as the cogo i pa (Weda), tai i pa (Patani) and i pa ce (Maba) Sawai tribal languages (Genetic Melanesia). Etymologically the word cogo i pa, Cogo = he said and i pa = is not he, that can mean he's not him because Cokaiba performers use masks so as not known.

In the era of the Sultanate, Cokaiba an elite undercover assigned by using the mask at the time to conquer the enemy. Cokaiba is the name given by the sultan Tidore because similar to the devil or demons. In the language Tidore Coka said: Satan and Iba : a way as / similar.

Now cokaiba then used as a cultural attraction during the celebration of Maulid. In Cokaiba attractions, performers use masks and dancing accompanied by the strains zdikir and wasp tambourine. Usually done in the courtyard mosque with performers Cokaiba involving hundreds of people. This attraction is usually kolosan because many people who participate directly.

Cokaiba is a symbol of the joy of the universe, humans, animals, trees, including supernatural beings who also rejoiced over the birth of Prophet Muhammad

Indonesia :

Cokaiba dan Fanten merupakan sebuah rangkaian atraksi budaya yang kerap diadakan oleh Masyarakat Weda, Patani dan Maba atau masyarakat gamrange (Tiga Negeri/fagogoru) Halmahera Tengah, pada saat memperingati Maulid Nabi Besar Muhammad SAW,setiap bulan Rabiul Awwal.

Kata cokaiba sendiri dahulu di negeri dimana budaya ini berkembang dikenal dengan nama cogo i pa (Weda), tai i pa (Patani) dan i pa ce (Maba) bahasa suku Sawai (Rumpun Bahasa melanesia). Secara etimologi kata cogo i pa, Cogo : katanya dan i pa = bukan dia yang dapat diartikan katanya bukan dia karena pelakon cokaiba menggunakan topeng sehingga tidak dikenal orang.

Di jaman Kesultanan, Cokaiba merupakan pasukan elit yang ditugaskan menyamar dengan menggunakan topeng pada saat menaklukkan musuh. Cokaiba adalah nama yang diberikan oleh sultan tidore karena mirip dengan setan atau iblis. Dalam bahasa Tidore kata Coka: Setan dan iba : rupa/mirip.

Kini cokaiba kemudian dijadikan sebuah atraksi budaya pada saat perayaan Maulid. Dalam atraksi cokaiba, pelakon menggunakan topeng dan menari-nari diiringi alunan zdikir dan tabuhan rebana. Biasanya dilakukan di halaman masjid dengan pelakon cokaiba yang melibatkan ratusan orang. Atraksi ini biasanya kolosan karena banyak masyarakat yang berpartisipasi secara langsung.

Cokaiba adalah simbol kegembiraan alam semesta, manusia, hewan, pohon, termasuk makhluk ghaib yang turut bersuka cita atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.

2 comments:

  1. Replies
    1. maaf bro.. apa ada yg bisa saya bantu?? iya saya asli sawai... mohon id yg jelas biar bisa share info dan data. thanks...

      Delete