
Indonesia memiliki potensi sumber daya alam dan peninggalan sejarah, seni dan budaya yang sangat besar sebagai daya tarik pariwisata dunia. Ahli biokonservasi memprediksi bahwa Indonesia yang tergolong negara Megadiversity dalam hal keaneka ragaman hayati akan mampu menggeser Brasil sebagai negara tertinggi akan keaneka jenis, jika para ahli biokonservasi terus giat melakukan pengkajian ilmiah terhadap kawasan yang belum tersentuh.

Bayangkan saja bahwa Indonesia memiliki 10% jenis tumbuhan berbunga yang ada di dunia, 12% binatang menyusui, 16% reptilia and amfibia, 17% burung, 25% ikan, dan 15% serangga, walaupun luas daratan Indonesia hanya 1,32% seluruh luas daratan yang ada di dunia (BAPPENAS, 1993).


Di dunia hewan, Indonesia juga memiliki kedudukan yang istimewa di dunia. Dari 500-600 jenis mamalia besar (36% endemik), 35 jenis primata (25% endemik), 78 jenis paruh bengkok (40% endemik) dan 121 jenis kupu-kupu (44% endemik) (McNeely et.al. 1990, Supriatna 1996). Sekitar 59% dari luas daratan Indonesia merupakan hutan hujan tropis atau sekitar 10% dari luas hutan yang ada di dunia (Stone, 1994). Sekitar 100 juta hektar diantaranya diklasifikasikan sebagai hutan lindung, yang 18,7 juta hektarnya telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi.

Namun Demikian sampai saat ini kita harus menanggung beban berat sebagai negara terkaya keaneka ragaman hayati di kawasan yang sangat sensitif, karena biota Indonesia tersebar di lebih dari 17,000 pulau. Oleh karena itu bukan saja jumlah populasi setiap individu tidak besar tetapi juga distribusinya sangat terbatas. Ini harus disadari oleh pemerintah, sehingga Indonesia harus merumuskan suatu kebijakan dan membuat pendekatan yang berbeda di dalam pengembangan sistem pemanfaatan keaneka ragaman hayatinya, terutama kebijakan dalam pengembangan pariwisata yang secara langsung memanfaatkan sumber daya alam sebagai aset. Pengembangan sumber daya alam yang non-ekstraktif, non-konsumtif dan berkelanjutan perlu diprioritaskan dan dalam bidang Pariwisata pengembangan seperti ekowisata harus menjadi pilihan utama.

apakah kita siap mejadikan Maluku Utara sebagai Icon Baru Pariwisata Dunia?? Maluku Utara secara umum, memiliki kronik sejarah yang luar biasa, ragam budaya yang tersebar di beberapa daerah, memiliki ratusan pulau-pulau kecil yang dikelilingi taman laut yang masih utuh dan indah. aneka ragam fauna berupa beberapa spesies endemik, seperti Nuri Ternate, Kakatua Putih dan yang paling adalah tersohor Bidadari Halmahera.
dilain sisi Potensi perikanan yang sangat melimpah, sampai saat ini belum dikelola secara maksimal. masih ada ratusan nelayan asing di perairan Patani dan Pulau Gebe yang rajin menjarah kekayaan alam Maluku Utara.

sadar atau tidak,para pemimpin kita saat ini sangat terlena dengan kekayaan perut bumi Halmahera yang mengandung, emas, nikel, kobalt, mangan dll. padahal lambat laun itu semua menghancurkan alam, ekosistim dan habitat spesies langka yang cuma ada disini. sangat disayangkan bila 10-30 tahun lagi, kita hanya bisa mengenang kehancuran negeri ini lewat cerita dan visualisasi semu yang cuma bisa disesalkan.

No comments:
Post a Comment